Hallo mahasiswa tingkat akhir,
apakabar skripsi mu hari ini? Hehe, maksudnya gimana nih bisa liburan kah akhir
tahun ini?. Selamat berliburan untuk teman-teman yang sudah menyelesaikan
proposalnya, setidaknya kalian masih diberi space untuk bernafas sejenak. Untuk
yang masih berkutat dengan latar belakang seperti saya, selow ajalah nanti juga
lulus dengan sendiri nya hahaha, gak deng! Yoklah kerjain, pusing-pahit nya tetap
harus dilewatin ko, mau diawal atau diakhir. Sebelum penat kembali, bolehlah ya
intermezzo untuk nulis, anggap aja lagi latihan nulis skripsi dimana kita
dituntut untuk memberikan penuturan kata yang baik dan benar.
Skripsi, menurut sebagian orang
kata ini terdengar cukup crunchy dan sedikit baper. Ada yang menganggap ini
merupakan sekedar tugas akhir dalam suatu perkuliahan, namun ada yang menelaah
sampai ke akar-akarnya makna dari satu kata tersebut. Oke mungkin karena gue
gabut, makanya masih sempet buat merhatiin orang-orang yang lagi berskripsi,
masih sempet dengerin keluh kesah mereka, masih sempet ngasih motivasi buat
mereka, dan gue sendiri masih stuck ditinggkatan rasa malas yang maha dahsyat.
Salah siapa? Ya salah gue lah, menyia-nyiakan waktu yang sebenarnya bisa kita
tukar dengan uang dimasa mendatang. Oke janji lah ini terkahir kali gue
males-malesan, tapi yasudahlah jalani saja sekarang.
Pernahkah kamu sadar bahwa
sesungguhnya skripsi itu hanyalah sebuah ‘cover’ luar dari segala ujian hidup? Oke,
untuk kalian yang belum berpikiran kesana, mari kita peka dengan lingkungan
sekitar. Tanpa kita sadari, setelah memasuki kelas tingkat akhir kita
dihadapkan dengan beberapa problema yang bukan hanya soal susahnya menyusun
lembaran-lembaran penelitian. Ujian mu bukan hanya soal tentang bagaimana
mempersiapkan penelitian terbaik untuk mendapat gelar cumlaude saja, namun
kehidupan pribadimu ikut diuji. Ada 2 problema yang paling umum dihadapi
mahasiswa-mahasiswa tua saat ini, yang pertama adalah ujian pertemanan dan yang
kedua adalah ujian percintaan. Kenapa percintaan? Ya you know lah, usia
sekarang udah matang dan sudah waktunya ko menjalin hubungan serius hehe, Yakan
yakan??
Apakah kamu meridukan sosok teman
yang biasanya ngampus bareng, belajar bareng, nongkrong bareng, yang janji
diawalnya masuk bareng lulus bareng, terus sekarang untuk sekedar pergi ke
perpus aja susah karna mungkin mereka sudah mengalami banyak kemajuan dibanding
kita. Pada saat seperti itu, pertemanan kalian sedanglah diuji. Beberapa faktor
terhambatnya pengerjaan skripsi itu banyak, bisa karna beda karakter
pembimbing, kesibukan pembimbing sehingga kamu dan teman-temanmu mungkin tidak
bisa berjalan pada timeline yang sama. Saat kamu tertinggal sendirian, bahkan
mereka yang kamu sebut ‘Sahabat’ tidak ingin menemani keterlambatanmu, disitu
kamu harus sadar bahwa pada akhirnya kita harus berusaha sendiri. Sesungguhnya,
kita ini merupakan ‘Solo Player’ sejati. Saat pertemenan manis berujung dingin,
tidak bisa kamu salahkan mereka apalagi harus membenci. Memikirkan mereka yang
telah meninggalkanmu hanya semakin membuatmu tertinggal, jadi bergeraklah sendiri.
Ujian selanjutnya, adalah Cinta.
Hahaha, ngomongin soal cinta mungkin agak sedikit menggelikan, namun disaat
tingkat akhir seperti ini, skripsi sungguh sangat berkaitan erat dengan masalah
yang satu ini. Ada 2 jenis mahasiswa tingkat akhir, yang pertama dia sedang
tidak dalam hubungan apapun, dan yang kedua dia sedang dalam sebuah hubungan.
Orang yang tidak memiliki hubungan apapun cenderung akan mengerjakan skripsi
lebih cepat karna dia bisa fokus dengan skripsinya tersebut, namun ada juga
orang yang tidak memiliki hubungan dengan percintaan namun dia memiliki
hubungan ‘khusus’ dengan dunia gaming misalnya, ya itumah beda ya hahaha males
juga namanya. Namun yang paling complicated datang dari mahasiswa yang memiliki
suatu hubungan percintaan, baik itu pacaran, masih pdkt, teman tapi mesra ,
teman dengan benefit dan jenis hubungan lainnya.
Saat mahasiswa memiliki seseorang
yang spesial, akan timbul beberapa efek yang datang ditengah-tengah fokusnya
pengerjaan skripsi. Efeknya yang dirasakan tentu berbeda-beda, ada yang manis
namun ada juga yang masam. Beberapa mahasiswa yang memiliki pasangan akan
merasakan efek bahagia dan semangat karna someone nya ini penuh dengan
dukungan-dukungan positif, namun ada juga mahasiswa yang jurstru terperangkap
dengan manisnya cinta saat waktu untuk mengerjakn skripsinya lebih sering
dipakai untuk berkencan, sehingga munculah teori ‘pacarmu hanya mengganggu
skripsimu saja’ dan akhrinya hubungan mereka harus kandas ditengah-tengah
hecticnya skripsi . Eitss, banyak ko mahasiswa yang mempunyai someone spesial
namun bisa menyelesaikan skripsinya tepat waktu dan dengan hasil yang baik,
semua itu kembali dengan pribadi masing-masing. Percintaan seharusnya tidak
menjadi penghalang apapun, toh percintaan itu bukannya manis ya sehingga kamu memilih
untuk masih bertahan sama sidia. Walaupun perdebatan demi perdebatan mungkin
akan kamu hadapi, memilih tenang dan tetap fokus merupakan sesuatu yang tepat
bukan? Kuncinya ya saling mengerti dan memahami, jadikan keduanya prioritas,
yang berbeda adalah bagaimana cara memperlakukannya dengan baik dalam waktu
yang terus berjalan.
So, segitu aja dulu lah ya
tulisan kali ini. Sungguh kaget gue bisa nulis sepanjang ini dalam waktu
hitungan menit, sedangkan nulis latar belakang aja ditundanya ampe
berbulan-bulan hahaha. Sesungguhnya tidak ada motivasi terbesar dari apapun
selain dari diri kamu sendiri. Tetaplah berjalan, manfaatkan waktumu sebaik
mungkin, dan segeralah jemput gelar
sarjana mu. Sampai jumpa diperusahaan top tahun depan, sehat dan sukses
menyertaimu teman-teman. Dadaaaah.
0 comments:
Post a Comment