Sudah Sarjana? Ko Nggak Kerja?


Kamu baru lulus S1, tapi belum bekerja? Hmm, mencari pekerjaan tidak semudah yang dibayangkan ternyata. Gelar sarjana rupanya masih kurang meyakinkan apabila skill kita masih standar dan tidak ada keistimewaan yang bisa menjadi nilai jual  untuk perusahaan. Terlebih lagi, sekarang banyak perusahaan yang memiliki kriteria ‘harus berpengalaman sekian tahun’, hal ini tentu menjadi dilema untuk para fresh graduated yang sama sekali belum punya pengalaman namun memang berminat untuk bekerja diperusahaan tersebut. Tenang saja kawan, you’ll never be alone hahaha.

*Sebelum membaca lebih lanjut, disclaimer dulu ah kalo semua yang aku tulis disini bersifat subjektif, berdasarkan kisah nyata, pengalaman pribadi dan orang-orang disekitar aku. Jadi mau setuju atau tidak, ku kembalikan lagi ke diri kalian masing-masing.*

Sebelum menjelaskan beberapa alasan kenapa banyak pengangguran di muka bumi ini, aku mau cerita tentang background aku sendiri. Aku lulus pertengahan tahun 2018 lalu, dan wisuda di akhir tahun kemarin. Selama menunggu wisuda, aku cari kerja sana sini dengan modal ijazah dan predikat cumlaude yang aku dapat. Namun kenyataannya berbeda, setelah mendapat berbagai macam panggilan interview, belum menentukan juga aku akan langsung bekerja. Hingga akhirnya diakhir tahun 2018 aku keterima kerja di salah satu statiun tv lokal di Garut sebagai seorang marketing. Waktu berjalan dengan baik hingga akhirnya aku harus memutuskan untuk menjadi pengangguran lagi setelah 2 bulan bekerja disana, sangat singkat bukan? Dan yaaa, inilah aku sekarang di bulan Februari 2019, kembali menyandang gelar sebagai pencaker. Nasib orang beda-beda gengs, jadi jangan sampe minder dan akhirnya pasrah dengan keadaan.
Lalu, kenapa sih kita yang udah sarjana, tapi belum kerja juga ? banyak faktor tentunya. Beberapa diantaranya sebagai berikut.

      1.      Lulusan banyak, peluang kerja dikit

Seperti yang kita tahu, dalam satu kali prosesi wisuda , satu universitas bisa meluluskan sekitar seribu sampe dua ribu mahasiswa. Dan faktanya, ada ribuan universitas, perguruan tinggi maupun akademisi di Indonesia ini, bisa dibayangkan gak sih berapa ratus ribu lulusan yang lahir menjadi pengangguran dalam satu tahunnya? dan semua orang ini harus bersaing untuk memperebutkan beberapa kursi saja di berbagai perusahaan. Itulah kenapa interview, tes potensi akademik, tes kecakapan bahasa, dan psikotest diadakan. Karena perusahaan perlu memilih dan memfillter kandidat yang cocok untuk bisa diajak bergabung diperusahaannya. Terbatasnya lowongan pekerjaan yang akhirnya membuat kita sadar bahwa hafalan teori saja tidak cukup, pentingnya juga untuk memiliki dan terus meng-upgrade skill sebagai modal awal untuk menjadi daya tarik tersendiri di mata recruiter.

      2  .      Sarjana adalah lumrah

Semakin berkembangnya jaman, kebutuhan dunia pendidikan semakin meningkat. Kalo jaman dulu, lulusan SMA/ SMK itu udah keren, sekarang sih pasti semua orang memperhitungkan untuk ambil kuliah juga karena kebutuhan dunia kerja yang semakin ketat dengan persaingan. Menurut aku sih, kuliah jaman sekarang tuh terbilang lumrah, dibantu dengan banyaknya beasiswa, biaya yang tidak terlalu besar, kampus-kampus swasta daerah yang semakin banyak, memudahkan kita untuk bisa meraih gelar sarjana dengan biaya yang bisa disesuaikan dengan dompet. Dengan keadaan tersebut, makin kesini perusahaan semakin meninggikan kualifikasi calon pelamarnya. Itulah yang membuat persaingan dunia pencaker ini sangat amat ketat, dan gelar sarjana menjadi lumrah.

      3.      Terlalu fokus terhadap satu jalan

Terkadang kita memiliki ambisi tersendiri, dan tentunya cita-cita dalam berkarir. Salah satu penyebab banyak pengangguran adalah karena beberapa orang tertalu fokus hanya pada satu jalan. Jalan disini bisa dimaksudkan pada satu perusahaan top maupun intansi pemerintahan a.k.a kekeuh pingin jadi CPNS. Tidak ada yang salah sebenarnya, toh itu juga menjadi pilihan hidup masing-masing. Tapi kalo boleh saran sih, sambil menunggu perusahaan favorite atau nungguin bukanya CPNS, bekerja ditempat lain juga cukup menarik untuk mengisi waktu luang kamu dan bahkan menambah pengalaman kerja di cv kalo posisi kamu di perusahaan favorite itu mengharuskan ada pengalaman bekerja. Sama-sama menguntungkan bukan? Jangan gengsi!

       4.      Evaluasi dan Refleksi

Setelah lulus dengan melewati masa-masa skripsi yang rumit, beberapa orang memilih untuk beristirahat sejenak sebelum memulai untuk bergelut dengan dunia kerja yang lebih kompleks. Menurut aku sih pilihan ini bagus, karena dimasa-masa rehat kamu bisa mengevaluasi diri, kira-kira apa yang belum kamu capai, apa plan selanjutnya, melengkapi skill yang masih kurang, sehingga pas hati dan perasaan udah siap menghadapi chapter hidup yang baru, kamu sudah memiliki bekal dan tekad atas apa yang menjadi keputusanmu. Bukan hanya pilihan kerja, bisa saja akhirnya kamu memutuskan untuk menikah, melanjutkan studi ataupun menjadi pengusaha.

      5.      Faktor “Lucky”

Setelah melamar sana sini, upgrade skill sana sini namun pada faktanya kamu belum kerja juga, mungkin kamu belum beruntung. Asli deh, mau sekeras apapun usaha kamu, sekuat apapun do’a kamu kalo memang belum waktunya ya mau gimana? Tapi yang perlu kamu ingat, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Lakukan semua usaha dengan beragam cara, karena kita nggak tau dengan cara gimana kita akan sukses. Entah itu kamu menjadi seorang karyawan, jadi pengusaha atau menjadi menantu idaman, karena pencapaian dan waktu setiap orang berbeda-beda. Satu cara sih supaya kamu bisa ikhlas menerima dan tetap percaya diri dalam menjalani hari-hari, stop membandingkan diri kamu sama orang lain. Kenapa? Coba pikir sendiri.

Segitu dulu tulisanku kali ini, mudah-mudahan bisa kesampean plan aku lanjut studi. Tapi kalo keterima kerja lagi, tentu aku bakal seneng banget. Untuk kamu yang baca ini, jangan patah semangat dan terus berjuang, karena nggak ada kata terlambat untuk meraih kesuksesan. Enjoy your life and see you byebye..



CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top