Si Gemini dengan Cintanya



“ Sang gemini terlelap dalam tidurnya, semua nampak indah dalam hidupnya. Saat terbangun, nampaklah kenyataan yang jelas, jadilah kamu yang seutuhnya..” - Ana

Halo gengs, balik lagi dengan tulisan gue yang kali ini tentang cinta-cintaan nih. Ini sebenernya tulisan yang udah agak lama gue tulis, tapi ya gimana sibuk sih jadi baru sempet  posting sekarang deh.  Dan kenapa ada Gemini? Karena itu zodiak gue. Ini sebuah cerita perjalanan pribadi, dimana gue yang berzodiak Gemini  dalam memandang dan menghadapi yang namanya Cinta. Menurut artikel yang gue baca, sang  Gemini memiliki 2 kepribadian dan itu ada dalam diri gue. Gak semua yang berzodiak gemini ini akan sama, tapi gue garis bawahin lagi ya kalo ini PERJALANAN PRIBADI atau simple nya sih ini curhat hehe. Okey gengs, langsung  disimak aja ya..

“Cinta memang banyak bentuknya namun tak semua bisa menyatu” sedikit kutipan lagu yang lagi hits masa kini. Mengingatkan gue pada perjalanan cinta yang diawali pada masa-masa SMP kelas 1. Saat itu lagi seneng-seneng nya karena pertama kali dikasih handphone. Cinta sama kakak kelas dan seorganisasi itu hal yang keren waktu itu, sama gue juga gitu dulu. Namanya Kak Yovie, kakak yang kocak dan asyik buat di ajak ngobrol. Walaupun sebelumnya gue naksir sama yang namanya kak Yoga, tapi berhubung dia yang welcome yaudah kenapa engga. Gue lupa persis gimana naluri cinta monyet gue dimulai, yang gue inget adalah hari PENEMBAKAN ceileeeh, dimana saat dulu nembak di sms adalah hal biasa. Usai hari itu, disekolah gue kaya anak tikus  ketemu kucing, baru keliatan sedikit langsung ngacir. Oke maklum namanya kan masih bocah, cinta nya aja masih cinta monyet haha. Ya mungkin karena waktu itu gue masih punya malu, gak kaya sekarang haha. Sejak masa pacaran monyet itu gue baru tau yang namanya mantan, ternyata mantan itu adalah bekas pacar. Dan kak Yovie juga punya mantan dan entah kenapa naluri cemburu mulai ada. Selama 3 bulan gue jalan dengan smsan doang dan backstreet, tapi pada akhirnya harus kandas dan gue gak tau alesannya apa. Tapi jujur, sama sekali gue gak ngerasain sakit hati, ya mungkin saat itu gue masih bocah dan polos juga. Perjalanan cinta monyet yang berkesan, pacar pertama gue.

Bertahun-tahun gue asyik dengan ekskul pramuka gue, di kelas 3 SMP gue kenal lagi yang namanya cinta. Nama nya Erza, dia adalah anak kelas yg tetanggaan sama kelas gue. Cowok manis dan suka gombal ini adalah mantan temen kelas gue  Annisa. Setelah mereka putus, gue jadi korban selanjutnya. Korban kegombalan dan rayuan manis yang sedikit palsu dan keren waktu itu. Awalnya karena kesalahan kirim sms, tiba-tiba berlanjut dengan perkenalan. Perkenalan yang manis dilanjut dengan telpon tepat dihari itu juga, betapa cepat sekali tahap-pertahap menuju hari PENEMBEKAN. Gue lupa saat-saat itu, yang gue inget perjalanan kisah nya yang masih lucu kalo di ulang. Anak smp kelas 3 bukanlah anak kecil lagi, tapi pacaran nya tetep kaya cinta monyet. Biasalah kita hanya pacaran sebatas SMS, telpon. Sekalinya ketemu kita duduk di ke dua belah sisi yang berbeda dan berjarak agak jauh. Dan itupun gak ngobrol, maklum gak ada hal unik saat itu. Hubungan ini  berlanjut selama 3 bulan, putus karena Erza sepertinya nya ada feeling lagi sama Annisa. Itu adalah saat pertama gue nangis karena patah hati, melihat mantan dekat dengan mantannya. Galau pun mulai merasuki walaupun saat itu belum ngetrend kata itu, selama sebulan gue bergelut dengan sakit-sakit didada. Setelah sebulan lewat, dia tiba-tiba datang lagi dan menyatakan ingin kembali. Gue seneng saat itu karena namanya juga masih cinta kan. Hubungan kita lebih baik dan di sms pun lebih keren dibanding hubungan yang sebelumnya. Setelah tiga bulan lagi akhirnya kandas lagi karena Erza punya feeling lagi ke sahabat yang paling dekat gue. Jleb, gue gak tau harus gimana nerima ini. Sakit bangetlah ketika liat pacar lo main belakang sama sahabat lo sendiri, saat itu gue jadi benci dan kesel sama sahabat gue itu, semua gara-gara playboy cap ikan asin itu. Iya itu semua karena dia. Nah saat itu gue menangis lagi, kali ini tangisan yang lebih dalam dari sebelumnya. Hingga akhirnya gue harus berpura-pura tabah menghadapi mereka yang romantis di depan gue, dan saat itu gue memakai sebelah dari kepribadian ini.

SMP telah lulus, gue berlanjut ke jenjang SMK. Di awal masuk juga ada cerita loh, cerita cinta terakhir. Pria berjurusan Multimedia ini bernama Melvin, kita kenal dari jejaring sosial facebook. Saat itu gue sangat aktif di sosial media, hingga banyak kenalan dan temenan sesama siswa baru SMK. Saat itu gue deket sama seseorang anak jurusan Listrik, dia baik dan selalu nemenin. Tapi saat itu gue lebih memilih Melvin di banding dia, sejak saat itu gue paham rasanya bakal sesakit apa. Diawali saat sama-sama penyuka aktif di sosial media dan sama-sama suka gombalan, sampe-sampe waktu itu gue di panggil ratu gombal dan Melvin raja nya. Sejak saat itu kita jadi lebih kenal dan lebih dekat. Gue inget pas hari PENEMBAKAN nya adalah saat malem-malem setelah tragedi yang gue buat untuk memancing apa dia ada feeling ke gue apa engga. Malam itu gue bahagia banget dan seneng.

Perjalanan berlanjut bagai air yang mengalir, sejuk dan tenang sebelum saatnya ada api cemburu yang berkobar dibulan ke 2. Ini semua karena teman SMP nya Melvin tiba-tiba mendekati pacar gue itu. Dengan sedikit geram dengan kelakuan mereka, gue berubah menjadi iblis saking gak maunya pacar gue itu direbut. Peristiwa itu tak berangsur lama, kami pun kembali membaik dan berdamai sama temen SMP nya itu. Perjalanan nya kembali lancar, indah dirasa dengan jam yang terus memutar waktu. Pada saat-saat kenaikan kelas 2, kami memutuskan untuk masuk ke salah satu eskul di sekolah yaitu “Klub Jurnalistik Siswa” yang saat itu anggotanya masih sedikit. Dengan bangga kami masuk dan bergabung dengan eskul itu secara bersamaan, namun ada sesuatu yang tak dapat dihindarkan, yaitu Melvin harus dekat dengan mantan teman kelas gue yang bernama Risa. Kenapa itu gue sebut masalah? Ya karena waktu dulu gue berniat nyatuin cinta Melvin dan Risa karena dia sukanya sama Risa, eh taunya malah jadi sama gue. Cemburu ooh pasti ada, namun saat itu gue bernampang dengan pribadi munafik gue, berlagak tabah dan  bla bla bla..

Sejak banyak godaan dan cobaan dalam hubungan silih berganti, banyak kebersamaan yang kita jalin. Mulai jalan bareng, makan bareng, belajar bareng pun sering. Tiba di salah satu penghujung masa orientasi siswa baru dan otomatis pembukaan penerimaan anggota KJS pun dimulai. Dengan opendmind di saat ospek, pendaftaran hingga open house kami kerjakan. Ada salah satu siswa baru yang dekat dengan gue waktu itu, dia perhatian dan sedikit godaan yang bikin Melvin cemburu. Setelah kejadian itu hari-hari begitu flat dan membosankan, namun tingkah Melvin berubah dan sedikit berbeda. Tenyata dia dekat juga dengan salah satu siswa baru. Pantas selama ini dia berbeda dan selalu sibuk dengan handphone nya, ternyata ya begitu lah . Dengan marah gue minta kejelasan soal sms-sms yang tak sempat dia hapus, namun dengan tanpa rasa bersalah dia memutarbalikan fakta. Hari berlalu dengan menggebu, rasa ingin tak ingin putus. Namun tuhan berkehendak lain, akhirnya kita putus tepat beberapa hari setelah hari jadi kami ke 9 bulan. Galau segalau-galau nya, tangisan tiap malam dan rasa tak nyaman setelah ia pergi. Bisa dihitung lah saat itu gue baru bisa move on setelah 3 bulan berlalu. Gue mulai terbiasa dengan kesendirian dan kesepian, untung ada teman-teman dan sahabat yang selalu mensuport selama itu. Hidup berlanjut dengan beberapa pria yang mencoba mendekati, namun gue sama sekali tak melirik mereka. Bukan merasa kapok dengan cinta, tapi memang gue tak mau asal pilih. Menurut gue, sendiri dulu lebih baik dan lebih bisa menikmati perjalanan diri sendiri.

Sekarang gue udah jadi anak kuliah, melihat teman-teman yang punya pasangan walaupun LDR gue jadi envy. Tiap jalan-jalan sekitaran kampus pasti aja ada yang pacaran. Gue selalu bertanya, apa bedanya gue sama cewek lain? Kenapa mereka bisa punya pacar tapi gue enggak? Apa bedanya gue sama mereka? Laaah terkadang juga gue capek berharap dengan datengnya cinta. Seperti kisah gue mengharapkan seseorang pria yang tak terlalu populer namun memikat di pandangan pertama.Sejak awal ketemu, gue mulai menaruh hati dan berharap bisa dekat suatu saat nanti. Itu semua memang terjadi, pada akhirnya gue dekat tapi hanya  sebatas teman.  Gue berharap lebih namun ya harus pupus karena kita tak searah. Di depan dia gue bermuka ceria dan senang bisa barengan, namun di sisi lain hati ini begitu pedih karena kita tak bisa menyatu. Bukan tak bisa sih, tapi ya karena tak satu tujuan itu gue cuman di anggap teman atau bahasa keren nya cinta bertepuk sebelah tangan haha. Di saat itu gue mulai menyadari betapa munafiknya diri ini, dengan mudahnya gue bisa menipu dia dengan senyum tipis seolah semuanya baik-baik aja padahal sebaliknya. Ini merupakan sebuah anugrah dimana menjadi seorang Gemini gue lebih bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada walaupun itu semua butuh tamparan keras.  Melihat dari ke 3 kisah, gue baru sadar kalo semuanya adalah akting belaka. Dimana harus ada sisi pribadi yang dikeluarkan pada saat-saat tertentu,  dan dimana juga gue harus berjuang keras dengan sakit yang  nampak hanya di belakang.

Sampai jumpa di curhatan gue selanjutnya ya, Thathaaa..

“Aku senyum manis didepan mu, hanya berharap kamu juga senyum untuk ku. Setidaknya, hal itu bisa mengurangi sakit di dada..” – Ana  


CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top